TUGAS MATKUL APLIKASI KOMPUTER - ARTIKEL DARI MAKALAH


PROFIL NINING MEIDA
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kebudayaan Sunda
MAKALAH
Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Daud Yusuf, M.Si

Disusun oleh :
CEP IRPAN ALIP MUKAROM
NIM. C1B190773

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2020

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, penyusun ucapkan kehadirat Allah swt yang mana selalu dengan limpahan ramat dan karunia serta maghfiroah-Nya kita semua masih dapat merasakan nimatnya sehat dan hidup damai serta nikmat Iman dan Islam yang tidak semua orang mendapatkannya.
Pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak, terutama Dosen Mata Kuliah Kebudayaan Sunda, yaitu Dr. Muhammad Daud Yusuf, M.Si., yang mana beliau selalu memberikan kami perkuliahan yang baik serta memberikan pemahaman yang berharga akan Mata Kuliah yang beliau ampu, terlepas Mata Kuliah Kebudayaan Sunda merupakan mata kuliah yang semestinya dipahami oleh mahasiswa, terutama mahasiswa yang berasal dari daerah tatar sunda.
Alhamdulillah, makalah ini penyusun sajikan sebagai salah satu tugas pengganti pertemuan tatap muka perkuliahan yang sejatinya tertunda akibat sedang terjadinya pandemi wabah covid-19, besar harapan penyusun agar keadaan normal kembali sehingga perkuliahan dapat dilaksanakan dengan tatp muka kembali yang tentunya lebih efektif untuk dilaksanakan dan dapat diikuti oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut.
Makalah ini penyusun tulis berdasarkan pengetahuan yang penyusun milik serta dengan bantuan tambahan data atau sumber referensi yang penyusun ambil dari beberapa artikel baik cetak maupun elektronik.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan kepada pembaca khususnya mahasiswa akan luasnya ilmu kebudayaan sunda termasuk didalamnya seniman-seniman sunda dalam berbagai bidang, contohnya seperti judul yang penyusun coba sajikan. Semoga dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri umumnya bagi pembaca yang budiman.



Bandung, 5 Aprli 2020


Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN


A.   LATAR BELAKANG MASALAH

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari kebiasaan suatu kelompok orang yang sudah menjadi kebiasaan dan secara turun-temurun dilakukan dari generasi ke generasi.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

B.   RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, penyusun coba rumuskan kedalam beberapa poin penting agar pembahasan tidak terlalu melebar luas. Adapun rumusan maslahnya sebagai berikut :
1.    Apa pengertian Kebudayaan Sunda
2.    Apa saja Unsur-unsur Kebudayaan Sunda
3.    Salah satu Unsur Kebudayaan Sunda

C.    TUJUAN DAN KEGUNAAN

Tujuan makalah ini adalah, untuk mengetahui unsur –unsur Kebudayaan Sunda serta mengulas salah satu unsur Kebudayaan Sunda

BAB II
PEMBAHASAN


A.   KEBUDAYAAN SUNDA

1.    Pengertian Kebudayaan Sunda

Kata kebudayaan diambil dari Bahasa Sansekerta, yakni “buddhayah” yang artinya adalah hal – hal yang memiliki arti budi dan akal manusia. Secara garis besar, maksudnya adalah dengan budi dan akal, manusia dapat melangsungkan kehidupan. Budaya bersifat turun temurun, dari generasi ke generasi terus diwariskan[1]
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi[2].
Budaya Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat Sunda adalah periang, ramah-tamah (soméah, seperti dalam falsafah soméah hadé ka sémah), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orang tua. Itulah cermin budaya masyarakat Sunda[3]


2.    Unsur-unsur Kebudayaan Sunda

a.    Sistem Peralatan dan Teknologi
b.    Bahasa
c.     Mata Pencaharian
d.    Organisasi Sosial/Organisasi Kemasyarakatan
e.    Sistem Pengetahuan
f.      Kesenian
g.    Religi/Agama

B.   UNSUR KESENIAN

Kesenian dalam kebudayaan sunda bermacam-macam jenisnya, salah satunya adalah seni Tarik suara atau dalam Bahasa sunda bisa disebut kawih. Adapun yang akan penyusun bahas adalah tokoh penyanyi pop sunda yang sudah terkenal dengan judul-judul lagunya, seperti mawar bodas, mojang priangan, potret manehna dan masih banyak lagi.

C.   PROFIL TOKOH

NINING MEIDA adalah salah satu penyanyi terkenal asal sunda yang terkenal akan lagu-lagu yang ia bawakan. Ia merupakan salah satu tokoh seniman asli Jawa Barat yang sudah banyak menorehkan prestasinya dalam bidang Tarik suara.

1.    Riwayat Hidup

Nining Meida (lahir di Bandung, 6 Juni 1966; umur 53 tahun) adalah Penyanyi Pop-Sunda Indonesia tahun 1980-an[4]. Awalnya, dia pertama kali mengenal seni Sunda dari grup kesenian pimpinan Ugan Soemarna di Kabupaten Bandung. Sejak berumur empat tahun, ia sudah mahir memainkan bonang dan ikut pentas bersama beberapa grup seni tradisional pimpinan Tetty Afienty. “Saya semakin akrab dengan dunia seni, perlahan lalu belajar dari beberapa sinden yang mahir menyanyikan tembang Sunda, khususnya Cianjuran,” ungkap Nining, belum lama ini.
Bakat Nining ternyata memang ada pada tembang Sunda. Berbagai perlombaan vokal lagu Sunda dan pop dia ikuti sejak masih SD hingga SMA. Dia nyaris selalu menjadi juara satu dalam setiap ajang kompetisi tersebut. Prestasi Nining membuat para pemandu bakat terpikat. Hingga suatu saat pada 1984, seorang produser mengajak dia masuk dapur rekaman untuk menyanyikan single "Kokoronotomo" versi bahasa Sunda. “Ketika itu lagu asal Jepang tersebut tengah populer di Indonesia,” sebutnya.
Suara Nining yang manja dan mendesah juga menarik perhatian maestro karawitan dan pencipta lagu Sunda, Nano S (almarhum). Waktu itu Nano menganggap Nining adalah penyanyi yang tepat untuk membawakan lagu ciptaannya berjudul Kalangkang pada 1986. Nining lalu diarahkan menyanyi duet bersama Adang Cengos. Lagu lainnya yang digemari masyarakat antara lain: Potret Manehna, Jol, Sorban Palid, Karembong Kayas, Es Lilin, Mojang Priangan, Tibelat, dan lain-lain.
Nining Meida pernah melakukan langkah besar untuk ukuran seniman Sunda dengan menggelar konser tunggal pertamanya di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Minggu (21/10/2012). Konser gratis ini diklaim yang pertama kali dilakukan seniman tembang dan penyanyi pop Sunda. Pada konser di hadapan 5.000 lebih pengunjung hadir penggemar Nining Meida dari berbagai daerah di Jawa Barat, luar Pulau Jawa, bahkan ada yang sengaja datang dari luar negeri. “Saat itu, tidak ketinggalan juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan para tokoh serta Seniman Sunda turut hadir di konser saya,” sebutnya.
Belum lama ini, Nining Meida menjadi salah satu dari seniman asal Indonesia yang dipercaya pemerintah Indonesia untuk menunjukkan kabisanya dibidang seni ini di Korea. Nining juga diberikan penghargaan Anugerah Budaya Nusantara, saat HUT ke-19 Partai Amanat Nasional (PAN).

2.    Kiprah Perjalanannya di Dunia Tarik Suara

Setahun lalu penyanyi tradisional dan pop Sunda, Nining Media (47), berniat mundur total dari dunia seni. Minimnya penghargaan atas 28 tahun pengabdiannya membuat dia patah asa. "Saya benar-benar jenuh dan bosan, tidak ada lagi semangat bertahan di jalur ini," kata Nining menegaskan.
Tantangan terbesar Nining adalah pembajakan album-album rekamannya. Masalah tersebut tidak pernah selesai sejak dia pertama kali memasuki dunia panggung tahun 1986 hingga saat ini.
Nining mencontohkan saat ia menelurkan album Peurih tahun 2011. Baru saja album itu selesai direkam Nining pada sore hari, keesokan harinya rekaman berisi 12 lagu terbarunya tersebut sudah dijajakan pedagang kaset dan VCD bajakan di Bandung.
"Dalam bahasa Sunda, peurih artinya perasaan sakit yang mendalam. Pembajak tidak tahu usaha dan jerih payah kami saat membuat album tersebut, peurih pisan," kata Nining. Namun, teman-teman Nining sesama seniman menahan dia agar tak mundur dari dunia seni. Mayoritas temannya mengatakan, jika Nining mundur, perkembangan tembang Sunda tradisi atau pop mungkin akan mandek. Apalagi sebelumnya seni Sunda sudah kehilangan maestro tembang Cianjuran, Euis Komariah, pada Agustus 2011. Meski banyak artis muda bermunculan, belum ada yang bisa menyanyi sekaliber Nining.
"Suara manja Teh Nining yang khas sampai saat ini belum ada tandingannya di Jawa Barat," ujar penata lagu pop Sunda, Dedy Odoy. Semangat dan harapan teman-teman itulah yang membuat hati Nining luluh. Hingga akhirnya dia melakukan langkah besar dengan menggelar konser tunggal pertamanya di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Minggu (21/10). Konser ini diklaim yang pertama kali dilakukan seniman tembang dan penyanyi pop Sunda di hadapan 3.000-4.000 pengunjung.
"Tiketnya gratis dan sudah habis sejak seminggu yang lalu. Ini menjadi pertunjukan terbesar bagi saya," ujar Nining.
Berawal dari boning
Nining Meida bukan lahir dari keluarga seniman. Ia pertama kali mengenal seni Sunda dari grup kesenian pimpinan Ugan Soemarna di Kabupaten Bandung. Sejak berumur empat tahun, ia sudah mahir memainkan bonang dan ikut pentas bersama beberapa grup seni tradisional pimpinan Tetty Afienty. Semakin akrab dengan dunia seni, perlahan ia belajar dari beberapa sinden yang mahir menyanyikan tembang Sunda, khususnya Cianjuran.
Bakat Nining ternyata memang ada pada tembang Sunda. Berbagai perlombaan vokal lagu Sunda dan pop dia ikuti sejak masih SD hingga SMA. Dia nyaris selalu menjadi juara satu dalam setiap ajang kompetisi tersebut.
Prestasi Nining membuat para pemandu bakat terpikat. Hingga suatu saat pada 1984, seorang produser mengajak dia masuk dapur rekaman untuk menyanyikan single "Kokoronotomo" versi bahasa Sunda. Ketika itu lagu asal Jepang tersebut tengah populer di Indonesia.
Suara Nining yang manja dan mendesah juga menarik perhatian maestro karawitan dan pencipta lagu Sunda, Nano S (almarhum). Waktu itu Nano menganggap Nining adalah penyanyi yang tepat untuk membawakan lagu ciptaannya berjudul "Kalangkang" pada 1986. Nining lalu diarahkan menyanyi duet bersama Adang Cengos.
"Kalangkang" yang liriknya berkisah tentang rasa rindu yang mendalam kemudian membawa Nining melaju ke pentas yang lebih luas. Dia lalu menjadi penyanyi pujaan masyarakat Jawa Barat. Lagu-lagu yang dilantunkan Nining pun ditunggu penggemarnya. Dia tidak ingat lagi berapa banyak album dan lagu yang pernah dibawakannya. Perkiraan kasar dia sekitar 100 album solo dan kompilasi.
"Kalangkang" kabarnya terus diperbanyak sampai dua juta kopi. "Meski tidak menikmati seluruh royaltinya karena kontrak kerja zaman dulu belum jelas dan tak transparan, saya bersyukur dengan pencapaian itu," ujar Nining.
Tempat berbagi
Nominal dua juta kopi tersebut bukan isapan jempol. Sekitar 26 tahun setelah "Kalangkang", Nining masih disanjung penggemarnya. Ia pernah dikagetkan perlombaan tarik suara di Kalimantan timur yang membawakan lagu wajib miliknya. Hal serupa dilakukan penggemar Nining di sejumlah daerah di Sumatera. Umumnya penggemarnya adalah orang Jawa Barat di perantauan.
Di luar negeri Nining juga dikenal. Penggemarnya ada di Jerman, Amerika Serikat, Taiwan, Jepang, Malaysia, hingga Arab Saudi. Komunikasi dia jalin dengan penggemarnya lewat media sosial hingga radio streaming. Ia menilai, fanatisme penggemar di luar negeri tidak kalah tinggi. Mereka tahu gayanya di panggung, ciri suara, hingga lagu terbaru milik Nining.
Tak jarang Nining juga menjadi tempat berbagi penggemarnya. Beberapa pengemar di Arab Saudi, misalnya, kerap berkeluh kesah tentang kondisi mereka di perantauan. Lewat radio Baraya Sunda yang disiarkan streaming melalui internet setiap hari pukul 19.00-21.00 WIB, ia tahu banyak tentang perlakuan buruk majikan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI). Mayoritas penggemarnya di Arab Saudi memang TKI perempuan dan laki-laki.
"Saya selalu bilang agar mereka sabar menjalaninya. Namun, jika ada kesempatan, pulang saja ke Indonesia. Lebih baik mereka bekerja di kampung halaman ketimbang mendapat perlakuan buruk di negeri orang," katanya.
Melatih
Dalam konser tunggal yang digelar, Nining melantunkan 26 lagu. Meski bertajuk konser tunggal, dia enggan untuk tampil sendiri. Ia mengajak serta para seniman berbasis kesenian Sunda lainnya. Dari alunan hip-hop, dangdut, hingga musik berbasis bambu semacam karinding dan angklung kontemporer pun tampil di sini.
"Konser ini bukan milik Nining, melainkan masyarakat Jawa Barat. Penontonnya dari jenderal sampai bandar jengkol," ucapnya sambil tertawa. Semangat yang ditularkan teman-teman membuat Nining tak lagi berniat mengundurkan diri dari dunia lagu Sunda. Meski kiprahnya selama ini minim pengakuan dari pemerintah daerah, ia tetap bersemangat melatih para yunior, seperti Nita Tila, Rya Fitria, dan Neneng Fitri, guna meneruskan "tongkat estafet" lagu Sunda. Studio Pronima, miliknya, masih digunakan seniman Sunda yang membutuhkan.
Meski tetap di jalur lagu Sunda, keinginan Nining lainnya, menjadi ustazah, tak dia lupakan. "Ayah saya, Encep Abdullah, pernah mengatakan, dia akan bangga kalau suatu saat nanti saya menjadi ustazah selain penyanyi."
"Saya pernah coba memimpin pengajian, tetapi baru mau dimulai jemaahnya pada bilang 'Kalangkang', Kalangkang', 'Kalangkang'," cerita Nining tersenyum memamerkan lesung pipinya.

3.    Prestasi Nining Meida

"Rambut panjang nu ngarumbay disangkeh panangan nyampay" demikianlah lirik lagu Kalangkang milik penyanyi Nining Meida, seorang penyanyi sunda yang telah mengabdikan diri sebagai seniman Jawa Barat sejak 1986 silam. Nining Meida banyak menyanyikan lagu-lagu ciptaan Nano S, seperti lagu Potret Manehna, Kalangkang, Anjeun, Tibelat, dan Rangrang Panyawangan. Lagu-lagunya kerap sekali di putar pada sound system acara-acara hajatan. Makanya setiap kali lagunya diputar serasa sedang kondangan.

Penghargaan yang pernah diraihnya diantaranya :
a.    HDX-BASF Award 1987/1988 untuk album "Klangkang"
b.    Jawa Barat Music Award 2005 dari Sekolah Tinggi Musik Bandung

Beliau merupakan seniman sunda terbaik yang karyana tak lekang oleh waktu. Maka dari itu beliau sangat pantas mendapatkan penghargaan dari pecinta musik. maka dari itu aku menempatkan Teh Nining di 3 besar tepatnya diperingkat kedua dalam 10 Besar Penyanyi Sunda Terbaik.



BAB III
PENUTUP


A.   KESIMPULAN

Kebudayaan Sunda sangat luas cangkupannya, meliputi seni tari, seni suara, seni peran dan masih banyak lagi. Salah satu unsur budaya sunda adalah seni suara yaitu contohnya seperti kawih. Kawih jaman sekarang sering disebut dengan lagu. Orang yang melantunkan lagu disebut penyayi.
Nining Meida merupakan salah satu tokoh seniman sunda yang bergerak dibidang tarik suara. Ia merupakan penyayi pop legendaris tahun 80-an yang banyak membawakan lagu pop sunda.
Prestasinya juga sangat membanggakan, seperti pernah konser diluar negeri, juga sering diundang mengisi acara para pejabat daerah.

B.   SARAN

1.    Perlunya pemerintah atau pejabat daerah memperhatikan seniman-seniman daerah sebagai wujud pelestarian budaya yang kian hari ditinggalkan oleh generasi penerus bangsa.
2.    Harus adanya apresiasi seni sebagai wadah pelestarian budaya khususnya dibidang tarik  suara.

DAFTAR PUSTAKA





[1] thegorbalsla.com
[2] nurliaasyiah.blogspot.com
[3] id.wikipedia.org/budaya­_sunda
[4] id.wikipedia.org/niningmeida

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Covid 19